Risiko tidak bisa dihindarkan. Sakit, jatuh, kecelakaan, dan banyak lagi risiko - risiko yang di alami dan biasa terjadi di kehidupan manusia. Namun, setiap insan pasti tidak ingin mengalami risiko yang berlebihan. Bayangkan saja, saat pengguna pejalan kaki sudah memakai trotoar, masih saja celaka ditabrak mobil (kejadian Tugu Tani), dan ini sangat menyakitkan. Kita ingat kejadian penduduk Lumpur Lapindo ? Seluruh warga desa area Lapindo harus merelakan rumah dan isinya terendam di dalam lumpur yang diakibatkan kelalaian bukan dari warga setempat melainkan akibat dari kegiatan penambangan atau pengeboran yang dilakukan perusahaan Lapindo Brantas. Risiko yang harus ditanggung tidak setimpal dengan return (pengembalian) yang diharapkan. Sahabat, sebagai generasi muda, akan banyak tantangan dan risiko yang bakal dihadapi. Konsekuensi dari segala perbuatan akan kita rasakan. Saat melakukan aktivitas pendidikan, risiko yang dihadapi adalah nilai yang kurang memuaskan. Kita bisa mengecilkan risiko itu dengan belajar lebih tekun lagi. Risiko ditinggalkan sahabat karena kita melakukan kesalahan seperti berdusta , atau dihukum karena mencuri. Namun sobat, risiko hamil diluar nikah tidak akan bisa dihilangkan. Biar digugurkan sekalipun (pembunuhan), justru tidak membuat keadaan lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar