Risiko tidak bisa dihindarkan. Sakit, jatuh, kecelakaan, dan banyak lagi risiko - risiko yang di alami dan biasa terjadi di kehidupan manusia. Namun, setiap insan pasti tidak ingin mengalami risiko yang berlebihan. Bayangkan saja, saat pengguna pejalan kaki sudah memakai trotoar, masih saja celaka ditabrak mobil (kejadian Tugu Tani), dan ini sangat menyakitkan. Kita ingat kejadian penduduk Lumpur Lapindo ? Seluruh warga desa area Lapindo harus merelakan rumah dan isinya terendam di dalam lumpur yang diakibatkan kelalaian bukan dari warga setempat melainkan akibat dari kegiatan penambangan atau pengeboran yang dilakukan perusahaan Lapindo Brantas. Risiko yang harus ditanggung tidak setimpal dengan return (pengembalian) yang diharapkan. Sahabat, sebagai generasi muda, akan banyak tantangan dan risiko yang bakal dihadapi. Konsekuensi dari segala perbuatan akan kita rasakan. Saat melakukan aktivitas pendidikan, risiko yang dihadapi adalah nilai yang kurang memuaskan. Kita bisa mengecilkan risiko itu dengan belajar lebih tekun lagi. Risiko ditinggalkan sahabat karena kita melakukan kesalahan seperti berdusta , atau dihukum karena mencuri. Namun sobat, risiko hamil diluar nikah tidak akan bisa dihilangkan. Biar digugurkan sekalipun (pembunuhan), justru tidak membuat keadaan lebih baik.
Sabtu, 28 Januari 2012
Jumat, 27 Januari 2012
THERE A WILL, THERE A WAY
Betapa majemuknya rakyat Indonesia dengan seabrek keinginan dan ribuan hasrat. Tua, muda, besar, kecil, gemuk atau kurus, pasti memiliki apa yang dinamakan "KEINGINAN". Kali ini kita ngobrolin tentang remaja alias pemuda dan pemudi. Degradasi cita - cita sedang melanda remaja Indonesia. Bayangkan, ketika sampai di kelas 3 (tiga) SMU, sebagian besar dari mereka masih menjawab "nggak tahu" jika ditanya ingin melanjutkan kemana setelah lulus nanti. Kalaupun melanjutkan kuliah, masalah jurusan "terserah". Wabah lebay dan alay sedang merajalela. Ingin membuat boyband / girlband (seperti di TV) juga membuat mas dan mbak kepincut menjadi ke-Korea Korea-an. Jarang yang memiliki cita - cita ingin memajukan bangsa dan nuraninya. Padahal jika ada keinginan pasti ada jalan. Dengan semangat dan niat yang tulus, kita semua bisa menjalani hidup ini secara optimis dan penuh semangat. Mulai cobalah untuk membuka pikiran terhadap keinginan untuk memerangi negatifisasi perilaku yang marak beredar. Yakinkan diri untuk terjun di suatu tempat yang bisa menempa pikiran dan pola hidup lebih baik. Jadi artis ? bolehlah, tapi artis yang berintelektual dan beriman serta bertaqwa. Keren to ?
Langganan:
Postingan (Atom)